Hijrah Kepada Allah dan Rasul-Nya
Sumber: http://muslim.or.id/120-hijrah-kepada-allah-dan-rasul-nya.html
Sumber: http://muslim.or.id/120-hijrah-kepada-allah-dan-rasul-nya.html
Di dalam Risalah Tabukiyah, Imam Ibnul
Qoyyim membagi hijrah menjadi 2 macam. Pertama, hijrah dengan hati menuju Alloh
dan Rosul-Nya. Hijrah ini hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap
orang di setiap waktu. Macam yang kedua yaitu hijrah dengan badan dari negeri
kafir menuju negeri Islam. Diantara kedua macam hijrah ini hijrah dengan hati
kepada Alloh dan Rosul-Nya adalah yang paling pokok.
Hijrah Dengan Hati Kepada Alloh
Alloh berfirman, “Maka segeralah (berlari) kembali
mentaati Alloh.” (Adz Dzariyaat: 50)
Inti hijrah kepada Alloh ialah dengan meninggalkan apa
yang dibenci Alloh menuju apa yang dicintai-Nya. Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim ialah orang yang
kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan seorang
muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang
oleh Alloh.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Hijrah ini meliputi ‘dari’ dan ‘menuju’:
Dari kecintaan kepada selain Alloh menuju kecintaan kepada-Nya, dari
peribadahan kepada selain-Nya menuju peribadahan kepada-Nya, dari takut kepada
selain Alloh menuju takut kepada-Nya. Dari berharap kepada selain Alloh menuju
berharap kepada-Nya. Dari tawakal kepada selain Alloh menuju tawakal
kepada-Nya. Dari berdo’a kepada selain Alloh menuju berdo’a kepada-Nya. Dari tunduk
kepada selain Alloh menuju tunduk kepada-Nya. Inilah makna Alloh, “Maka
segeralah kembali pada Alloh.” (Adz Dzariyaat: 50). Hijrah ini merupakan
tuntutan syahadat Laa ilaha illalloh.
Hijrah Dengan Hati Kepada Rosululloh
Alloh berfirman, “Maka demi Robbmu (pada
hakikatnya) mereka tidak beriman hingga mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan di
dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.” (An Nisaa’: 65)
Hijrah ini sangat berat. Orang yang menitinya dianggap
orang yang asing diantara manusia sendirian walaupun tetangganya banyak. Dia
meninggalkan seluruh pendapat manusia dan menjadikan Rosululloh sebagai hakim
di dalam segala perkara yang diperselisihkan dalam seluruh perkara agama.
Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Muhammad Rosululloh.
Pilihan Alloh dan Rosul-Nya itulah satu-satunya
pilihan
Alloh berfirman, “Dan tidaklah patut bagi
laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Alloh
dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, ada bagi mereka pilihan yang
lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya
maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al Ahzab: 36)
Dengan demikian seorang muslim yang menginginkan
kecintaan Alloh dan Rosul-Nya tidak ragu-ragu bahkan merasa mantap meninggalkan
segala perkara yang melalaikan dirinya dari mengingat Alloh. Dia rela
meninggalkan pendapat kebanyakan manusia yang menyelisihi ketetapan Alloh dan
Rosul-Nya walaupun harus dikucilkan manusia.
Seorang ulama’ salaf berkata, “Ikutilah jalan-jalan
petunjuk dan janganlah sedih karena sedikitnya pengikutnya. Dan jauhilah
jalan-jalan kesesatan dan janganlah gentar karena banyaknya orang-orang binasa
(yang mengikuti mereka).
(Disadur dari majalah As Sunnah edisi
11/VI/1423 H)
***
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id
Artikel www.muslim.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar